Jumat, 29 November 2013

So why can't you see?

Hari ini, begitu buruk. Entah kenapa, ini sungguh membuatku menyerah. Karena pemuda itu? Ya tentu saja. Dimulai dari pagi ini dengan sebuah percakapan sederhana yang muncul di sebuah akun pribadi miliknya, percakapannya dengan seorang wanita, buru-buru aku memencet tombol close. Rasanya seperti ingin menangis, beribu-ribu pertanyaan muncul begitu saja, “hey bukankah....” “apa kau tidak serius?” “lalu kenapa?”. Tangisku pecah saat kuceritakan semuanya pada seorang sahabatku, aku menangis di pundaknya, air mataku mengalir begitu saja, kututupi wajahku dengan buku ekonomi yang ku pegang.
Hari ini, pagi ini, sungguh semua fokus-ku hilang. Karena pemuda itu. Dihadapan 55 soal, aku banyak melamun. Aku tak bertingkah seperti biasanya, ku biarkan rasa amarahku mengalir dalam diamku. Yang kurasakan hanya kecewa, kecewa yang amat sangat. Apa aku hanya persimpangan jalan yang hanya kau lewati begitu saja? Mungkin rasamu hanya sementara tanpa mau kau untuk memperjuangkannya. Sepanjang perjalanan pulang aku hanya melamun dengan beribu pertanyaan yang tak kunjung terjawab, dengan menahan tangis.
Aku tak juga paham apa yang kau pikirkan, apa yang kau rasakan. Ku pikir ini sebuah rasa istimewa yang kita rasakan bersama. Bersama? Mungkin hanya aku saja. Ku pikir kaulah pemuda itu, yang Ia kirimkan, yang Ia pertemukan kembali denganku. Tapi aku benar-benar keliru. Di duniamu, bukan aku. Di fikiranmu, bukan aku.
Aku pikir kau pemuda yang beda. Secara tidak langsung kau pernah mengatakan "aku lebih ingin memperjuangkanmu, daripada harus kembali padanya" kini tanyakan sendiri pada dirimu, bagaimana kata-kata itu akan kau buktikan, jika kau terus seperti ini. Mungkin akan ada seseorang diluar sana yang lebih pantas untuk menggapaiku sebagai tujuan, bukan pilihan.



 "kau buatku sadar akan sesuatu, kalau bayang diri ini tak pernah ada di kedua matamu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar