Aku mengerti, mungkin kemarin kau membutuhkan pendengar, dan hanya ada aku disitu. Aku saja yang menganggapmu lebih. Aku pikir itu aku, tapi bukan, hanya saja aku terlanjur. Takkah kau mengerti? Semua yang kau maksudkan dalam akun pribadimu? Ku kira itu aku, mungkin aku saja yang ge-er.
Aku tak paham, selalu tak paham akan sikapmu yang berbeda,
tatapanmu yang berbeda dari biasanya, kukira itu istimewa, ku kira itu tulus.
Semuanya ku kira. Tapi ada yang lain untukmu yang sudah lebih dulu mengerti kamu. Setelah melihatnya aku sudah bilang akan
mundur dan menyerah, tapi sikapmu lebih lain dari biasanya, aku semakin
terpaku, tak mengerti harus bagaimana, lalu ku ikuti saja kisahmu sampai
sepanjang ini, dan mereka berkata “sudah sepanjang ini kamu mau mundur?”. Aku
terdiam.
Lalu bagaimana, terus-terusan
melihatmu dengannya? Tapi tetap memperlakukanku berbeda? Aku sungguh tak
mengerti. Sepanjang hari ku lihat semua pesan yang kamu kirimkan, ku ulang
semua kata-kata yang pernah kamu ucapkan. Sekarang aku ingin bertanya, aku
salah mengerti dimananya? Ku pikir, awalnya kamu pria yang berbeda. Tapi kenapa
pada akhirnya kamu sama saja, menjadikanku sebuah pilihan. Aku terlalu suka
membuat kesimpulan sendiri. Tentangmu.
Sempurna. Hampir sebulan ini hidupku penuh warna-warni oleh
kisahmu. Semua percakapan sederhana kita, bisa begitu membuatku mengembangkan
senyum sepanjang hari. Pertemuan kita di luar sekolah bisa menyempurnakan
hariku. Entah apa yang terjadi, semua kisah tiba-tiba kelabu. Semua menjadi
semu. Rasa cinta mengubah segalanya, sejak hari itu semuanya berubah, semuanya gak
bisa sama lagi, tiba-tiba ada yang janggal, tiba-tiba ada yang berbeda. Sekolah
juga gak sama lagi, sekolah gak nyenengin lagi. Masa-masa akhir semester 1 ku
terasa gelap. Jika kamu tulus dan ingin memperjuangkannya, pikirkan lagi dan
ubahlah. Semuanya belum terlambat. Gak akan pernah terlambat. aku menyimpannya dalam diam dengan sejuta harapan di masa depan.
You’re my refrain..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar