Minggu, 01 Desember 2013

Future

          Trimakasih, sesungguhnya aku merasakan hal yang sama. Menyimpannya hingga dewasa. Tak salah kan bila ku persiapkan seseorang sepertimu untuk masa depanku, tuk menjadi Imamku kelak. Ku lihat raut wajah ibu saat bercerita tentangmu, memujimu berulang kali, "Dia agamanya bagus lho dek, ngajinya pinter" beliau begitu menyukaimu, karna apapun yang ibu rasa sudah nyaman akan terasa nyaman buatku. Karna itu awalnya aku tertarik untuk mengenalmu, dan ya aku tidak menyangka rasaku akan sejauh ini.
           Kau tau? Kau tak pernah lepas dari pandanganku. Mungkin aku yang biasa pecicilan bisa memperhatikanmu jauh lebih baik dari biasanya. That's me. Oh ya, I love you too~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar